Ada tapi tiada jauh lebih mengerikan dari manusia yang sudah meninggal kemudian kapan saja ia bisa menjadi hantu jika ia mau.
Canda.
Tapi ada benarnya. Tidak penting menganggap manusia masih ada jika seumur hidup kita tidak mungkin bertemu dengannya. Kurasa, meninggal jauh lebih layak untuk menganggap seseorang itu tidak ada. Paling tidak, batu nisan yang berdiri tegak akan selalu tertampak menandakan bahwa kita tau di mana harus menemuinya jika rindu. Kita bisa mengunjungi makamnya kapanpun kita mau.
Tidak, tidak. Sepertinya kita masih bisa bertemu.
Dan akan ada empat masa yang [mungkin] mampu menarikmu mendekapku. Atau berubah menjadi, dua atau tiga masa. Tergantung takdir.
Ketika aku menikah kau datang sebagai wali, atau diantara tiga perempuan yang sempat ada di hatimu meninggal dan kau datang sebagai pelayat.
Canda.
Aku hanya menulis apa yang ada pada isi kepalaku kemudian aku muntahkan.
Comments
Post a Comment