Saya meminjam kata agar saya tetap jatuh cinta.
Saya telah melibatkan satu orang pada mimpi saya. Dengan waras dan penuh kesadaran, diam-diam do'a yang tak pernah bosan saya terbangkan adalah saya ingin kami menjadi sepasang. Memang, urusan takdir tetap saya kembalikan pada Sang Maha Cinta.
Sang Maha Pencipta pernah mengatakan, "Berdo'alah kepadaku niscaya akan Aku kabulkan."
Satu persatu do'a itu telah Ia kabulkan, dengan waktu yang cukup untuk saya berpikir buruk bahwa; Ah, mungkin menurut-Nya saya tidak pantas mewujudkan mimpi itu.
Nyatanya tidak demikian.
Mimpi yang entah pada tahun ke berapa saya tuliskan, kini telah saya genggam. Yash, menjadi penulis dan menerbitkan buku.
Siapapun yang membaca ini boleh sadarkan saya bahwa ini memang nyata? Semesta tidak sedang mengada-ngada, bukan?
Hahaha sudahlah. Saya sudah sadar sekarang. Tinggal menunggu pembukaan sepuluh untuk kelahiran si Selindung Kata.
Saya tidak akan bercerita tentang Selindung Kata, saya bisa bahas ini di lain waktu. Saat ini saya hanya ingin menceritakan tentang manusia yang saya cintai.
----------------------------------------------------------------
Hai.
Entah apa yang benakmu rasakan ketika saya katakan bahwa kamu menjadi salah satu mimpi saya. Mungkin lebih sederhananya saya ingin di mimpi-mimpi saya yang belum tercapai, kamu turut andil dengan semua pencapaian yang ingin dijadikan nyata seperti hari ini.
Maksudku, kamu tetap disini. Tak kemana-mana, juga tak menjauh satu jengkalpun.
Baiklah, rasa-rasanya terlalu jauh jika saya inginkan hal ini hingga akhir waktu yang saya miliki.
Sebelum takdir tidak memihak pada kita, bolehkah saya mengatakan apa yang sepertinya harus kamu ketahui?
Kamu,
Saya mengira bahwa kamu pantas menjadi orang pertama yang tau bahwa saya sedang menapaki mimpi yang sejak lama di nanti.
Siang tadi saya merasa tidak pantas untuk menjadi orang yang bicaranya didengar puluhan pasang telinga, saya merasa tidak pantas duduk manis kemudian puluhan pasang sorot mata menyorot tajam ke arah saya.
Saya ragu untuk mengambil kesempatan ini. Saya tidak yakin bahwa saya bisa. Saya pikir saya hanya satu diantara seribu orang yang memenangkan lotre secara cuma-cuma padahal saya tidak benar-benar menginginkan itu terjadi.
Percayalah,
Satu nama yang ingin segera saya kabari adalah kamu. Saya yakin apapun kalimat yang saya baca dari ketikan jemarimu, mampu membuat ketakutan saya tenggelam. Saya perlu semangat dari sosok yang saya anggap penting dalam hidup dan mimpi saya.
Saya dapatkan itu, hanya saja keraguan dan ketakutan masih mendominasi dari keyakinan yang kamu katakan bahwa; saya pasti bisa.
Itu saja.
Comments
Post a Comment