Mengait Cinta

Gemuruh meriuh bersembunyi di balik dera dada yang tak mereda. Jika kamu memintaku untuk meredupkan segenap nyala cinta, lalu aku harus bagaimana? Mematikan nyalanya atau apa?

Aku hanya ingin,

Ketika saat sendiri kamu merasa hanya sebatang pohon kering, kemudian semakin terkena angin maka jatuh seluruh daun dan patah rerantingmu, maka denganku kamu bisa menjadi beringin yang tegar menantang topan dan kokoh melawan badai.

Jika pintaku sangat berlebihan,

Biarkan rinai rindu yang mengalir di tengkuk lehermu menjadi rintik-rintik dekap cinta di dadamu. Kita akan selalu menikmati sajian asmara, kisah dalam peraduannya, juga duka.



Comments