Sebenarnya ini gila ketika aku menyadari bahwa kamu tidak lagi menjadi bagian orang terdekatku. Aku sulit menerima bahwa inilah yang akan terjadi. Tidak hanya diantara kita, tetapi juga untukku. Aku harus melanjutkan cerita dengan pilihan yang telah aku buat dan tidak dapat aku ambil kembali..
Jadi, aku memutuskan untuk menulis ini kepada orang yang aku kira takkan pernah pergi.
Tentu saja aku bohong jika bilang bahwa pikiran-pikiran setelah kamu pergi membawaku pada kesenangan. Bagian tersulitnya adalah menerima bahwa aku tidak pernah berarti bagi hidup seseorang yang sudah ku anggap berarti.
Namun, inilah kita--- aku duduk disini menuliskan tentangmu dan kamu berada di tempat lain. Aku yakin bahwa dari awal aku tidak pernah menempati ruang pikiranmu.
Namun, di pikiran dan hatiku selalu saja ada tempat untukmu.
Aku tak akan lagi bertanya, "kamu kemana saja?". Sejak pertanyaan itu tak pernah terjawab sampai detik ini, aku tau ada yang tidak beres.
Kini, kita hanya orang asing yang canggung untuk berinteraksi kembali. Bukan sebuah kebetulan, sepertinya memang aku yang keliru menerjemahkan keakraban-keakraban itu. Aku menemukan satu kesimpulan. Tak perlu aku jelaskan, ya? Kamu pasti sudah membaca pikiranku.
Dulu,
Aku sempat bertanya kenapa aku harus menuliskan tentangmu? Gugatan ini pernah kulayangkan berkali-kali saat pendar gemintang menyusupi langit-langit malam. Aku senang saja saat membaca dan menulis tentangmu di batang tubuh puisiku.
Sekarang,
Aku tak bisa berbuat apa-apa. Saat kecemasan melemahkanku, aku jadi memiliki waktu khusus untuk mengintip rima-rima yang pernah bahagia itu.
Yang tadinya biasa-biasa saja ternyata bisa menjadi bumerang untuk lembar halaman yang bahkan belum resmi dibuka. Jika kamu pergi, aku ingin tetap baik-baik saja.
Dung, semangat dan terus berkarya ya🥰
ReplyDeleteSetiap tulisan pasti mengandung makna, spekulasi-spekulasi lain pasti akan banyak bermunculan, setiap kisah apapun itu curahkanlah❤
Mari kita berskutu dengan kata❤tilimikiciiih!!!
Delete