Warkat

Sembari menunggumu pulang bekerja di malam minggu, aku ingin kamu membaca ini. Kamu bisa membacanya lima menit sebelum tidur. Yaaa? Laptopnya takkan di matikan, ku simpan disamping tempat tidur.

Sudah jam 00.27 aku masih terjaga berharap kamu segera pulang karena aku takut tidur sendirian. Satu-satunya cara agar aku tak merasa sendiri adalah menulis. Jadi kulakukan saja. Untungnya, baru beberapa paragraf aku menulis, kamu sudah memberi kabar dan memintaku untuk tidak takut apa-apa. Kamu bilang, "Yang ada hantu takut sama manusia. Sebentar lagi aku pulang, kamu tidur saja. Aku bawa kunci cadangan. Maaf membuatmu menunggu hingga selarut ini. Untuk menebus malam mingguku yang tak menemani kamu, besok kita beli makanan terus nonton film di rumah, sepakat? Nice dream."

Lalu alu dikirim video petikan gitar yang sedang dia mainkan bersama temannya. Dia tak pernah membuatku khawatir.

Merasa sedang didongengkan sang pangeran, aku diburu kantuk tak sabar menunggu esok untuk menghabiskan waktu denganmu.
Pesanmu tak kubalas. Aku tak mau membuatmu cemas karena sudah tengah malam tapi aku belum tidur. Jadi, aku pura-pura tidur.

Aku berharap pagi tiba lebih cepat karena aku ingin cepat sampai pada pipi kirimu menyembunyikan ketakutan sisa semalam.

Aku hanya ingin berterima kasih karena setelah ditemukan kamu, tawaku selalu menghiasi sepetak ruang yang nyaris dulu hanya berwarna hitam saja. Berkali-kali kamu mengatakan bahwa sekarang aku tak sendirian, aku punya teman segala musim selama seumur hidup. Suaramu tenang.

Benar, sekarang aku punya teman hidup yang selalu ada, selalu menjaga hatiku agar tak terluka karena bicaranya. Seseorang yang selalu bilang bahwa tidak ada yang salah dari inginku. Menjadi orang pertama yang mengulurkan tangannya untuk mimpiku, bahkan saat hidupku remuk tak terjumlah.

Terima kasih lagi, ya? Aku beruntung dimiliki kamu.

Sudah dulu, aku ngantuk.
Selesai membaca ini tolong matikan laptop, segelas susu yang mungkin sudah dingin telah kusiapkan di meja kerjamu. 

Selamat istirahat. Aku menyayangimu.






Comments