Satu Nama

Aku sangat angkuh tak mau menyadari senyum yang semakin hari kian melengkung ke atas. Aku berdiri di atas benang tipis bernama hati. Semakin aku berjalan maka semakin besar kemungkinan aku terjatuh ke dasar paling dalam. Entah kita pura-pura tidak tau, atau memang kita sama-sama tidak mau tau.

Kelak ketika aku tak sanggup lagi berkata-kata dan denyut nadi semakin tak terbaca, mungkin barulah aku sadar bahwa aku sudah kehilangan kamu. 

Ternyata untuk mencintaimu aku pasrah dikutuk waktu.
Aku berjalan sendirian. Kedinginan diantara kecemasan.

Apakah semesta sempat berkata padamu? Bahwa aku tak akan pergi pada cinta yang mampu membuatku takut untuk kehilangan? 

Aku terperangkap lengang saat tatapmu kian berlalu untuk terakhir kalinya.



Comments