Aku telah mencinta tanpa tau akibatnya.
Bisa-bisanya aku mencintai seseorang yang sama sekali tak menginginkanku. Bagaimana bisa aku bercerita perihal "pulang" pada rumah yang tepat padahal kita tidak memulai kisah apa-apa. Sialnya, sisa-sisa ingatan selalu bercerita tentangnya.
Aku sadar akan satu hal, yang kucinta akan memberi jeda untuknya bertualang pada semesta yang lain.
Aku malu.
Bagaimana seorang aku yang dulu enggan memulai pembicaraan kini selalu menginginkan bahagia ada untuknya?
Sabarnya membuatku jatuh hati.
Ringkih!
Harusnya aku tetap seperti dulu, tak berjuang untuk jatuh cinta. Dan benar-benar tak mengharapkan orang-orang. Bagaimana caranya aku tak mencintainya sekali lagi?
Setelah aku kembali memulai untuk jatuh hati dan meski dia tidak, aku baru tau bahwa mencintaimu menyenangkan. Meski tidak berakhir berdua, aku bisa merasakan hatiku masih berdetak atas sebuah pengharapan.
Terima kasih untuk sementaranya, ya?
Comments
Post a Comment