Pemilik Netra

Hari ini kebahagiaan memperlakukanku dengan baik dari kedua bola matamu. Aku merasa diculik untuk kau ajak mengitari semesta yang tidak pernah kujadikan jejak. Sebelum kita bertaut, aku berkhayal sangat jauh; misalnya mengunjungi kota yang pernah kau datangi, dan tempat yang sama-sama ingin kita jadikan kenang. Ternyata, tak perlu petualangan yang jauh karena matamu belum kutapaki seluruhnya. Saban hari, bertualang di matamu dengan lekat akan jadi hal yang kusukai.

Suatu hari aku sedang menikmati hari-hari dengan buku, dan secangkir teh di beranda. Sambil sesekali memandang kamu yang membetulkan ban sepeda. Kutanya, apa kamu tidak kewalahan bersepeda melintasi luar pulau Jawa?
Jangan lama-lama. Menunggumu pulang kerja saja rinduku berjumlah ribuan, bagaimana jika kamu tak pulang lebih dari satu hari? Ini akan menjadi penantian panjang.

Kau bilang, tak akan lama ini hanya sebagian dari perjalanan cinta. Cincin yang kini melingkar di pangkal jari manis akan jadi pengingat seluruh cinta. Aku adalah teman hidupmu sampai semesta tak lagi berusia. Katamu.

Kamu adalah muara
Yang menerimaku
Tanpa pernah bertanya
Aku dari hulu yang mana

Ah, aku sangat jatuh cinta padamu.





Comments