Menaruh Ranum

Sebenarnya sebelum kamu berubah wujud menjadi rupa yang membuatku bahagia, aku sudah terbiasa melewati malam-malam dengan kesunyian seperti di hutan. Meski sepi dan mencekam tak ada hal yang menakutkan. Bahkan lebih dari itu aku merasa jadi manusia yang hidupnya seorang diri. Aku hanya berbicara dengan ranting, daun, dan mendengar kisah batu yang tak bisa melakukan apa-apa.

Hari ini, 
Semuanya berubah. Aku menjadi yang paling sibuk untuk terus bersyukur karena nyatamu. Membuatmu tetap hidup dalam kata, pada rasa yang kusimpan.

Jangan pergi, ya? Aku memerlukanmu.

Hahaha, tidak mungkin. Aku tidak bisa menahanmu untuk tetap disini. Itu keputusanmu, kurasa aku harus menghargainya.

Tadinya,
Aku hanya ingin melarikan diri dari manusia-manusia yang selalu meracau dan berlari menuju kamu.



Comments