Sampai kapan kata dan perasaan hilang akan lenyap di bumi ini? Belum kutemukan jawabannya, kuganti dengan pertanyaan lain. Sampai kapan mencintai tidak akan terlepas dari kehilangan? Lagi-lagi tak ada jawaban. Kutanya terakhir kalinya, kapan aku harus berhenti mencintainya?
Aku temukan jawabannya. Namun, akan payah jika aku melakukannya.
Aku senang ketika mendapat kabar yang selalu berotasi pada garis rindu. Aku merasa terlebur pada titik yang lupa pada kata rumpang. Setelah seharian yang lelah, aku pulang pada peluk yang sungguh.
Cinta sangat gemar berpura-pura.
Kubilang, aku tak pernah merindukannya. Padahal rindu selalu berteriak mendamba balasan yang sama.
Kubilang, aku tak pernah merindukannya. Padahal rindu selalu berteriak mendamba balasan yang sama.
Aku senang ketika bercerita dengan suara yang rikuh.
Tapi,
Waktu telah menawarkan padaku. Aku bisa tetap mencintaimu, tapi kehilangan sudah menunggu di balik bayang. Atau aku berhenti mencintaimu lalu kehilangan akan hilang dengan sendirinya.
Tidak ada yang mau kupilih. Aku ingin tetap mencintai dan tidak mau kehilangan.
Tidak bisa, kan?
Dadaku kembali meredam rasa perih.
Comments
Post a Comment