Jika rindukan aku, kamu bisa mengulang untuk membaca puisiku atau paling tidak kamu tau kemana harus mencariku. Disini. Selama aku tetap menulis, rindumu akan selalu terbayar. Lalu, bagaimana jika rindu bergilir padaku? Aku harus mencarimu kemana?
Rasanya sulit sekali untuk menemukanmu.
Rasanya sulit sekali untuk menemukanmu.
Rindu memaksaku untuk menyampaikan kegelisahan jiwanya; karenamu. Ku coba bilang bahwa kamu bukan rindu, kamu hanya bakal rindu yang sebentar lagi rangup.
Rindumu keras kepala, dia mengenyahkan segala praduga yang suatu saat akan merobek hatinya sendiri.
Rindu ingin tetap mengenyam rindunya. Dia tetap menanti kabarmu, kabar rindumu. Meskipun kamu tidak akan membalas dengan rindu yang sama, dia menikmati sepimu, dia menikmati diammu, dia senang menatapmu, denganmu, dia merasa tenang dari kebisingan hidup.
Ku coba bilang pada rindu, kamu tidak perlu berpijak pada rasa dengan andai yang kamu punya. Kamu akan terperosok.
Bukan rindu namanya kalau menuruti pintaku. Dia memilih berdiri menanti mentari dengan mata yang lebih pagi dari matamu.
Dugaanku salah. Dia membiarkan bumi mengubur rasa tanpa sisa, meluruhkan seluruh rindunya. Rindu terlihat gagu ketika meminta jagat untuk memenjarakan semuanya.
Rindu, benar kamu akan melakukan semuanya?
Kuakrabi kebisuannya.
Dia menjawab tanpa berbicara.
Comments
Post a Comment