Maksudku, Bukan Aku

Untuk kamu yang akan menemaniku menulis sampai tua.

-

Aku tidak akan suka keadaan seperti ini. Ketika aku diminta menjadi orang lain yang tidak aku kenal. Yang tulisannya lebih menyentuh relung hati manusia lain.

Sebelum akad terucap, selain harus menerima kurangku, pastikan kamu sudah menerima semua pikiranku.

Sayang, jika aku dilahirkan kembali tentu penulis bukan pilihanku. Aku akan memilih hal lain yang tidak akan diperdebatkan olah siapapun, termasuk kamu.

Menyedihkan.

Aku tidak mau isi kepalaku selalu dipermasalahkan. Jangankan kamu yang meminta untuk mengubah jati diri tulisanku, aku saja yang hidup dengan pikiranku sendiri sulit untuk mengendalikannya.

Aku menulis tentang patah, kamu duga aku sudah dipatahkan orang lain. Aku mengarang cinta, kamu kira aku sedang jatuh cinta.

Menyesakkan. Apa-apa yang selalu aku tulis, akan menjadi terkaan yang semakin meliar.

Jika kamu ingin hidup dengan pikiran yang tidak tercipta dari sebuah dugaan, bukan denganku seharusnya kamu hidup. Aku ingin tetap menulis, sampai nanti.

Padahal, aku pernah bilang meskipun aku tidak menjadikanmu tokoh utama dalam ceritaku, aku tetap mencintai kamu.

Bentuk emosiku adalah menulis. Kata cinta dan patah hati yang di luahkan termasuk reaksi yang aku rasakan ketika menenggelamkan diri selama berjam-jam pada imajinasi yang kucari seorang diri.

Aku harap kamu memahaminya.


Comments