Merapuh

Adakah yang lebih menyedihkan dari kehilangan selain kepergian? Hingga waktu kehilangan detiknya, aku takkan lagi melihat bola matamu dari balik potret yang selalu kamu abadikan. Aku kehilangan semuanya, tegapmu, senyummu, suaramu, netramu. 

Meski sungguh tidak mungkin, aku selalu berharap kita bertemu tanpa disengaja dan tanpa aba-aba. Rindu seperti suaramu yang hanya sembunyi dan tidak pernah benar-benar pergi.
Setelahnya, aku selalu terbangun dengan keadaan takut kehilangan, tapi entah pada siapa.

Aku tidak sedang menghadapi takut, aku sedang mengahadapi kehilangan itu sendiri. Bagaimana jika sedihku disebabkan olehmu? Tidak, ini hanya ulahku karena pernah memaksa hidup pada keterasingan.
Setelah aku temukan pelukan-pelukan lengang, aku tetap merasa kosong. 

Aku meminta diriku untuk hidup di lorong-lorong sepi. Tanpa harus mencintai yang lain selain diri sendiri. Agar ketika kehilangan siap melambai, aku hanya akan kehilangan diriku sendiri. Tak perlu ada kesedihan karena kehilangan yang lain.




Comments