Saat kamu membaca tulisan ini, di kotaku sedang hujan, bagaimana dengan kotamu?
Ah, aku lupa. Kita sedang ada di kota yang sama.
Biasanya ketika sore tiba, langit akan menghias diri dengan semburatnya. Tapi kali ini langit memilih diam ditengah kerumunan gumpalan awan.
Sepetang ini hujan menderas, menyisakan apa-apa yang tak ingin aku kenang.
Semakin deras, keheningan semakin menjelas dan kesepian semakin melekat.
Aku tak perlu isyarat, tanpa rintik yang bergerombol pun aku telah memahami semuanya.
Rintik tercipta hanya untuk menyamarkan kepergian.
Memang siapa manusia di bumi yang tidak takut kehilangan?
Sebenarnya aku tak pernah kehilangan, tapi aku 'merasa' bahwa dibutakan dengan kehilangan akan membuatku tak pernah menanti bayang.
Aku menunggu hari baik untuk merelakan semuanya. Termasuk sisa-sisa senyummu.
Pada tiap rintik aku merasa pedih, namun sesekali ada bahagia yang terselip.
Comments
Post a Comment