Hari ini merasa dicintai, lalu di waktu yang sama aku kembali tersakiti. O, tidak ada yang perlu disalahkan karena ini semua karenaku. Aku yang ingin mengetahui semuanya, dan setelah semuanya kuketahui, aku tersakiti ulahku sendiri. Tidak perlu bertanya siapa disini yang bodoh.
Aku mencaci diriku dengan luka yang kucari-cari.
Aku menganggap kamu istimewa sehingga aku tidak bisa mencintaimu dengan sederhana. Namun ternyata tidak ada cinta yang istimewa, tapi lukamu yang telah menjelaskan semuanya dengan sempurna.
Aku tidak akan menyalahkan siapapun, karena akupun sama salahnya, sama menyakitinya, sama melukainya. Ini hanya pikiranku yang ingin memutarbalikkan waktu. Menghapus semua bahagia dari selain aku dihidupmu.
Permintaan yang gila.
Karena ada tiga hal yang tidak bisa terjadi, menjadi Tuhan, memakan kepala sendiri, dan meminta cakrawala untuk putar balik waktu.
Aku takut kehilanganmu, tapi ada yang lebih aku takutkan dari itu. Kamu tau apa?
Kamu dibahagiakan oleh selain aku --semua sudah terjadi-- dan aku ketakutan ketika suatu saat harus menyadarinya.
Aku sedang pura-pura tak sadar atas bahagia yang sudah dia lukis untukmu, karena ketika aku tersadar atas semua yang sudah terjadi, aku tak akan baik-baik saja.
Aku akan kembali berhadapan dengan luka yang telah lama ku simpan dengan rapat.
Akan ada debar pada detak hati yang retak, harapan yang kalah dan penantian yang akan menyerah.
Aku mencaci diriku dengan luka yang kucari-cari.
Aku menganggap kamu istimewa sehingga aku tidak bisa mencintaimu dengan sederhana. Namun ternyata tidak ada cinta yang istimewa, tapi lukamu yang telah menjelaskan semuanya dengan sempurna.
Aku tidak akan menyalahkan siapapun, karena akupun sama salahnya, sama menyakitinya, sama melukainya. Ini hanya pikiranku yang ingin memutarbalikkan waktu. Menghapus semua bahagia dari selain aku dihidupmu.
Permintaan yang gila.
Karena ada tiga hal yang tidak bisa terjadi, menjadi Tuhan, memakan kepala sendiri, dan meminta cakrawala untuk putar balik waktu.
Aku takut kehilanganmu, tapi ada yang lebih aku takutkan dari itu. Kamu tau apa?
Kamu dibahagiakan oleh selain aku --semua sudah terjadi-- dan aku ketakutan ketika suatu saat harus menyadarinya.
Aku sedang pura-pura tak sadar atas bahagia yang sudah dia lukis untukmu, karena ketika aku tersadar atas semua yang sudah terjadi, aku tak akan baik-baik saja.
Aku akan kembali berhadapan dengan luka yang telah lama ku simpan dengan rapat.
Akan ada debar pada detak hati yang retak, harapan yang kalah dan penantian yang akan menyerah.
Padahal? Aku hanya rindu disaat kau bercerita, kau tahu kenapa? Seperti aku satu-satunya telinga.
ReplyDelete