Mundur Perlahan

Bebal rasa, aku tak mengenali diriku sendiri.

"Tentangku bukan konsumsi publik. Maaf, kamu harus berhenti menulis tentangku."
Pernyataan yang membuatku merasa semua karyaku hanyalah sampah.

Sedih, rasanya aku ingin menghapus semua tulisan tentangnya. Tak jauh, ternyata  yang bisa meruntuhkan semuanya dalam satu waktu adalah orang yang paling dekat.
Yang aku jadikan sebab hari-hariku kian berwarna, lagi.

Aku kecewa, sangat kecewa pada diri sendiri. Aku gagal. Semua tulisanku sia-sia.
Aku bukan penulis, aku tidak lagi suka menulis.
Percuma, ribuan kata telah tertulis rapi tapi tak satupun sampai di hatinya.

"Aku bahkan tidak mengerti kemana arah menulismu."

Sesak. Aku ingin menyobek semua karyaku yang pernah ada di lembaran buku.
Aku ingin menyudahi semuanya.

Mulai hari ini, mungkin pekan depan, bulan depan, tahun-tahun selanjutnya aku tidak akan menulis lagi tentangmu. Maumu, kan? Akan aku turuti, Tuan.



Comments