Aku seperti sedang berhadapan dengan aku yang lain.
Tidak melulu tentangku, tapi rasa-rasanya aku sedang berpikir bagaimana jadinya kalau aku diposisi seperti ini.
Semoga ini hanya perasaanku saja.
Aku tidak pergi, aku hanya memberi ruang untuk kebebasan dan diksusi dengan teman-temanmu setiap waktu. Kupikir, untuk saat ini kamu memang belum butuh aku. Aku tidak menjadi telinga untuk cerita-ceritamu setiap harinya pun tidak akan jadi masalah besar, kan?
Justru akan menjadi masalah ketika aku memaksakan untuk tetap ada.
Kalimat itu lebih baik daripada aku merasa bahwa ada atau tidaknya aku dihidupmu tidak berpengaruh apa-apa.
Kita sudah beranjak dewasa. Ada tidaknya seseorang tidak diukur dari seberapa seringnya dia ada, cinta atau tidaknya seseorang tidak dilihat dari kedua telinganya yang selalu siap mendengar keluh dan kesah. Apalagi meminta untuk siaga raga ketika kita merasa tidak pantas berjalan dibumi.
Semuanya tidak terukur dari hal yang nampak.
Ada yang lebih penting dari itu; keraguan yang dimusnahkan dengan keyakinan.
Mungkin ini alasan orang-orang enggan untuk mengenal "harap", akan menjadi sesak ketika semuanya tidak sesuai dengan yang dibayangkan.
Misalnya; antara ada dan tiada, antara nyata dan ilusi.
Tidak melulu tentangku, tapi rasa-rasanya aku sedang berpikir bagaimana jadinya kalau aku diposisi seperti ini.
Semoga ini hanya perasaanku saja.
Aku tidak pergi, aku hanya memberi ruang untuk kebebasan dan diksusi dengan teman-temanmu setiap waktu. Kupikir, untuk saat ini kamu memang belum butuh aku. Aku tidak menjadi telinga untuk cerita-ceritamu setiap harinya pun tidak akan jadi masalah besar, kan?
Justru akan menjadi masalah ketika aku memaksakan untuk tetap ada.
Kalimat itu lebih baik daripada aku merasa bahwa ada atau tidaknya aku dihidupmu tidak berpengaruh apa-apa.
Kita sudah beranjak dewasa. Ada tidaknya seseorang tidak diukur dari seberapa seringnya dia ada, cinta atau tidaknya seseorang tidak dilihat dari kedua telinganya yang selalu siap mendengar keluh dan kesah. Apalagi meminta untuk siaga raga ketika kita merasa tidak pantas berjalan dibumi.
Semuanya tidak terukur dari hal yang nampak.
Ada yang lebih penting dari itu; keraguan yang dimusnahkan dengan keyakinan.
Mungkin ini alasan orang-orang enggan untuk mengenal "harap", akan menjadi sesak ketika semuanya tidak sesuai dengan yang dibayangkan.
Misalnya; antara ada dan tiada, antara nyata dan ilusi.
Comments
Post a Comment