Dia Pengaruhku

Bagaimana bisa hanya dengan mendengar suaramu tangisku menjadi reda?
Bagaimana bisa hanya dengan mendengar petuahmu hatiku tak lagi condong pada keresahan?
Sehebat itukah kau menjadi pengaruh untuk hari-hariku, waktuku bahkan hidupku?

Dugaanku salah, lagi.
Kau masih membaca tulisanku, aku tersenyum mendengarnya. Pertanyaan yang akan selalu aku lontarkan padamu sampai aku menemukan jawaban yang tepat. Beritau aku, hatimu terbuat dari apa? Pasti sama sepertiku, sama seperti manusia lainnya. Tapi, kenapa aku tidak bisa menandingi kuatnya hatimu? Atau mungkin kadar kuat hatimu telah Dia lebihkan ketika menciptamu?
Kau hebat.

Aku memang tidak bisa mengutuk takdir, tapi takdir bisa diubah dengan do'a, kan? Itu katamu.
Perihal akan dengan siapa pada akhirnya, kita tidak bisa menebak-nebak takdir.
Tidak ada yang tidak mungkin selama kita berdo'a, kan?
Itu yang aku maksud,
Kalau aku sedikit "meminta" pada-Nya ingin bersamamu di kemudian hari, boleh tidak?
Kau tidak akan keberatan, kan?

Maaf,
Aku sadar, tidak mungkin aku yang seperti ini untukmu yang seperti itu.
Seperti katamu, semua manusia berhak untuk berubah. Kenapa kau dan Engkau masih mengizinkan aku untuk berubah?

Aku pastikan dan aku menjamin, orang yang akan menemani sisa hidupmu adalah dia yang beruntung karena bisa menjadi bagian hidup manusia sepertimu --semoga aku orangnya--
Semoga saja Sang Kuasa merestui dan Sang Pencipta menakdirkan.
Kita percaya kekuatan do'a, kan?

Dengar-dengar kau akan menungguku sampai aku jadi penulis betulan, ya?
Kau tidak sedang bercanda, kan?
Semoga saja aku bisa jadi penulis betulan ya, seperti inginmu, inginku, seperti yang kita inginkan.

Comments