Kisah Superhero Tehdudew?

Bapak adalah satu-satunya pria yang mencintai putrinya tanpa batas. Istilah kerennya I love you to the moon and back. Sudah tidak aneh memang kalimat itu mereka utarakan ketika bapaknya ulang tahun, bapaknya meninggal atau bahkan ketika bapaknya pergi menjauh sejauh mungkin tapi tetap akan kembali. Lantas bagaimana jika dia pergi dan sulit kembali?
Selama mendewasa aku tidak pernah memakai kalimat itu, kalimat yang ku pakai hanya sekedar "Superhero yang seharusnya ada bersamaku... Superhero yang seharusnya mendengarkan semua keluh kesah, bahkan inginku superhero ada ketika aku merasa ingin diakui bahwa aku si bungsu yang sangat kau sayangi."

Suara yang tidak pernah didengar itu sesak, lebih sesak dari semua janji yang dia bawa pergi dan akhirnya diingkari. Hanya melalui tulisan aku dapat menemuimu --entah kapan-- Sepi yang paling terburuk ketika ditengah keramaian kau tidak mendengar dan melihat apapun.
Aku merasa lega ketika bisa menuliskan tentangmu disini. Meskipun kau tidak akan pernah membacanya --saat ini--. Jika ajal lebih dulu menemuiku daripada waktu bercanda denganmu dalam jangka yang saaangat lama, aku sudah menuliskan surat di suatu tempat bahwa aku selalu bercerita tentangmu, dan aku menuliskan puisi untukmu.
Tidak ada seorangpun yang tau puisi itu ditulis dimana, karena aku ingin kau menjadi pembaca kedua setelah aku. Kau akan tau ketika sudah membaca surat dariku, superhero.

Aku selalu merasa bahwa kisahku dengan superhero adalah hal terburuk yang pernah aku rasakan. Ternyata tidak, aku tidak sendiri. Dan kalianpun tidak merasa sendiri.
Setiap aku bercerita tentang superhero, respon pembaca lebih meningkat daripada pria istimewa --yang dulu-- pernah diceritakan.
Mereka merasakan hal yang sama namun bingung cara meluahkannya.

Aku pernah kedatangan 3 tamu yang baru bertemu 2 kali.
Sudah bisa ditebak, kita bertukar nomor hp dan saling follow IG. Ah, Allah mah baiiiiik pisan.
Sadar diri tulisan tidak se-bermanfaat yang lain, tapi Allah jadikan mereka pembaca diantara sekian pembaca yang selalu merespon ketika aku publish cerita di blog.

Hal yang membuatku terenyuh ketika mereka mengatakan "Ahamdulillah bisa ke rumah teteh, biasanya cuma liat di snep sama taunya di postingan teteh aja, eh sekarang mah duduk langsung bisa denger cerita teteh live lagi."
Hihihi, mereka ingin aku menceritakan tentang kisah "Dilematik Muslimah Perihal Khitbah" dan tentang kau, superhero.

Silih bergantinya obrolan mereka, "Teh, aku pembaca setia blog teteh. Asa ngena kitu, teh. Apalagi yang tentang.... --suaranya kian mengecil-- tentang superhero."
Aku tersenyum. Alhamdulilah, ada pembaca yang memperhatikan runtutan ceritanya.
"Pas baca blog teteh, inimah sama kisahnya kaya aku yang merindukan superhero."
Teman satunya lagi menyahut "Sama, dikira hanya aku aja gitu yang menyedihkan kisah hidupnya hehe."
Lagi-lagi aku bersyukur kembali.

Setiap cerita tentangmu yang ku ukir kembali seperti memancing keadaan bathin mereka yang kisahanya sama sepertiku. Memancing mereka ingin bercerita padaku, padahal aku tidak pernah mengajak untuk curhat bersama. Hehe.
Kita tidak terlalu dekat, kenapa dia berani bercerita?
Alhamdulilah, Allah berikan kepercayaan untuk pembaca mencurahkan kisahnya langsung kepada penulis dan bisa dibilang banyak. Terima kasih sudah percaya. Aih.

Aku pernah melihat postingan salah satu pembaca ketika keluarga kecilnya sedang berlibur. Riang tawa terlihat jelas di wajah adiknya, mereka berpelukan sambil mengatakan "uuuu" hanya adiknya yang mengatakan "aaaa". Aku ingin seperti mereka, pikirku.
Ternyata di balik foto keluarga yang saling berpelukan itu menyimpan ribuan cerita didalamnya. Tanpa diminta pembaca yang ku maksud bercerita setelah melihat postingan fotoku saat superhero masih kuliah.

Dia bercerita dengan suara sedikit parau, aku merasa tangisnya semakin ditahan. Pada akhir cerita sepertinya dia sudah tidak kuat untuk pura-pura tegar didepanku. Tangisnya membuncah.
"aku benci papah, tapi aku sayang papah."
Akupun begitu, rasaku dalam hati.



--to be continue--

Comments