Bagiku, waktu bisa lebih jahat daripada jarak. Jarak masih bisa ku tempuh sejauh apapun itu. Sedangkan waktu, tak bisa ku ulang meskipun hanya untuk kembali ke 5 menit yang lalu ketika bersamamu, dulu. Aku tak pernah lupa bagaimana waktu benar-benar memberikan peran untukku bercerita denganmu.
Kini jarak yang sangat jauh menghempaskan kedekatan kita.
Waktu yang selalu kau sempatkan. --mungkin terpaksa, tapi semoga kau lupa bahwa kau sedang memaksakan-- selalu membuatku ingin mengulang membaca pesan darimu. --meski hanya sekedar menyapa--
Kini jarak yang sangat jauh menghempaskan kedekatan kita.
Waktu yang selalu kau sempatkan. --mungkin terpaksa, tapi semoga kau lupa bahwa kau sedang memaksakan-- selalu membuatku ingin mengulang membaca pesan darimu. --meski hanya sekedar menyapa--
Kau mengatakan bahwa untuk saat ini tidak bisa memberikan banyak waktu untukku, tapi bagiku sekedar kau mengirimkan senja di langit sana lebih dari cukup. Ini indah. Sama seperti sebelum jarak yang membuat kita berhenti sejenak.
Aku salah. Tidak ada yang berubah. Aku hanya berlebihan dalam menerima jarak yang cukup jauh, dan aku belum terbiasa dengan jarak.
Tugasku berjuang dan kau menanti. Itu yang masih ku ingat.
Terimakasih. Aku senang, aku tersenyum ketika kau menyempatkan separuh waktu mu untukku.
Comments
Post a Comment