Mundur Tuk Menanti

Aku pernah mencinta dengan sangat.  Ketika awal mengenal, tidak pernah terbersit sedikitpun bahwa aku akan merasakan (kehilangan) --Dan salah. Ini pertama kali aku mengenal kehilangan--

Aku menitipkan hati cukup lama --Bahkan sekarang, ku rasa hati ku masih tertinggal--
Dulu, sedikit asing di telinga, asing di hati ketika aku mendengar kata "kecewa".

Aku bukan hanya mual, tapi juga kasihan dengan mereka yg berpacaran yg tidak pernah terpikir akan kehilangan orang yg dia cintai --entah karena maut atau.... Ada hati yg baru lalu harus dia jaga--
Dengan menunjukan keromantisan dengan foto berdua sambil bersandar atau berpegangan tangan. Dengan caption... Semua orang tau mereka sedang merasakan cinta.

Bukan iri. Hanya kasihan. Karena dulu pun aku begitu --"
Namun pada akhirnya apa? Aku tetap saja merasakan kehilangan bahkan kecewa yang teramat dalam dan belum ku rasakan sebelumnya. Hehehe.
Dia tidak pernah hilang. Dia ada. Hanya saja....

Banyak kata yg harus aku ungkapan sekarang. Tapi mungkin, hatiku sedang pilu. Atau bahkan jari pun kelu? Hingga aku kaku untuk menulis.

Andai saja dulu aku menitipkan hati hanya separuh... Pasti semua tidak akan seperti ini. Tidak akan ada kehilangan apalagi kecewa. Wajar bukan? Ini menyoal hati yang tidak harus sembarang di titipkan.

Tenang. Aku tidak apa-apa. Semua baik-baik saja. Terserah apa yg akan kau lakukan. Aku akan tetap baik-baik saja, sekarang.

Semakin enggan untuk mengenal cinta yg belum waktunya. Semakin enggan untuk menitipkan hati. Semakin enggan untuk... Sudahlah. Aku benar-benar mundur untuk menanti.






Comments